Lahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi
Soerjaningrat, Ki Hajar Dewantara terlahir dalam keluarga kraton Yogyakarta.
Sebagai golongan ningrat, Ki Hajar Dewantara memperoleh hak untuk mengenyam
pendidikan yang layak dari kolonial Belanda. Setelah menamatkan ELS (Sekolah
Dasar Belanda), beliau meneruskan pelajarannya ke STOVIA (Sekolah Dokter
Bumiputera), sayang sekali lantaran menderita sakit, ia tidak bisa meneruskan
pendidikannya di STOVIA.
Tak
berhasil menyelesaikan pendidikannya di STOVIA, tak membuat Ki Hajar Dewantara
vakum, beliaupun mulai menulis untuk beberapa surat kabar sebagai wartawan
muda. Selain itu beliau juga aktif di berbagai kegiatan sosial dan politik.
Sebagai seorang wartawan tulisan-tulisan beliau dikenal sangat patriotik dan
mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya. Tulisan Ki Hajar
Dewantara yang terkenal anatarlain "Seandainya Aku Seorang Belanda"
(judul asli: Als ik eens Nederlander was), dimuat dalam surat kabar de Expres
milik Dr. Douwes Dekker, tahun 1913. Artikel ini ditulis sebagai protes atas
rencana pemerintah Belanda untuk mengumpulkan sumbangan dari Hindia Belanda
(Indonesia), yang saat itu masih belum merdeka, untuk perayaan kemerdekaan
Belanda dari Perancis.
Sindiran
Ki Hajar Dewantara melalui tulisan-tulisannya di beberapa surat kabar menyulut
kemarahan Belanda, puncaknya Gubernur Jendral Idenburg memerintahkan agar Ki
Hajar Dewantara di asingkan ke Pulau Bangka tanpa proses peradilan terlebih
dahulu. Atas permintaan kedua rekannya yang juga mengalami hukuman pengasingan
yaitu dr. Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo, pengasingan mereka
dilaihkan ke negeri Belanda. Masa pembuangan di negeri Belanda tersebut tidak
disia-siakan oleh KI Hajar Dewantara untuk mendalami bidang pendidikan dan
pengajaran, hingga akhirnya memperoleh sertifikat Europeesche Akte.
Sekembalinya
ke tanah air pada tahun 1918, Ki Hajar Dewantara mencurahkan perhatiannya di
bidang pendidikan sebagai salah satu bentuk perjuangan meraih kemerdekaan.
Bersama rekan-rekan seperjuangannya lainnya, Ki Hajar mendirikan Nationaal
Onderwijs Instituut Tamansiswa atau lebih dikenal dengan Perguruan Nasional
Tamansiswa pada 3 Juli 1922. Taman Siswa merupakan sebuah perguruan yang
bercorak nasional yang menekankan rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta
semangat berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Perjuangan Ki Hajar Dewantara
tak hanya melalui Taman siswa, sebagai penulis, Ki Hajar Dewantara tetap
produktif menulis untuk berbagai surat kabar. Hanya saja kali ini tulisannya
tidak bernuansa politik, namun beralih ke bidang pendidikan dan kebudayaan.
Tulisan KI Hajar Dewantara berisi konsep-konsep pendidikan dan kebudayaan yang
berwawasan kebangsaan. Melalui konsep-konsep itulah dia berhasil meletakkan
dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.
Dalam
perjuangannya terhadap pendidikan bangsanya, Ki Hajar Dewantara mempunyai
Semboyan yaitu tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa
memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di
antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung
tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan
baik). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan kita, terutama
di sekolah-sekolah Taman Siswa.
Di Usia nya yang genap 40 tahun, Ki Hajar Dewantara mencabut gelar kebangsawanannya dan mengganti nama aslinya Raden Mas Soewardi Soerjaningrat menjadi Ki Hadjar Dewantara. Hal ini dimaksudkan agar beliau dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hati. Pada masa pendudukan Jepang, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai salah satu pimpinan pada organisasi Putera bersama-sama dengan Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur. Dimasa kemerdekaan Ki Hajar Dewantara dingkat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Perjuangan Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan Indonesia membuat beliau layak di anugerahi gelar pahlawan pendidikan Indonesia. Tak berlebihan pula jika tanggal lahir beliau, 2 Mei diperingati sebagai hari pendidikan Nasional untuk mengenang dan sebagai penyemangat bagi kita untuk meneruskan prakarsa dan pemikiran-pemikiran beliau terhadap pendidikan Indonesia.
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/03/wanita-egois-dalam-cinta-itu-penting.html
BalasHapusQQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
• Bandar66
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!