Tembok Raksasa Cina tidak panjang terus menerus, tapi merupakan kumpulan tembok-tembok pendek yang mengikuti bentuk pegunungan Cina utara. Pada tanggal 18 April 2009.setelah investigasi secara akurat oleh pemerintah Republik Rakyat Cina, diumumkan bahwa tembok raksasa yang dikonstruksikan pada periode Dinasti Ming panjangnya adalah 8.851 km.Menurut catatan sejarah, setelah tembok panjang dibangun oleh Ming, barulah dikenal istilah "changcheng" ("tembok besar" atau "tembok panjang").Sebelumnya istilah tersebut tidak ditemukan. Istilah Tembok Raksasa Cina dalam Bahasa Mandarin adalah "wanli changcheng", bermakna "tembok yang panjangnya 10 ribu li".Pada masa sekarang istilah ini resmi digunakan.
Sejarahnya, pembangunan tembok adalah salah satu bagian terpenting dalam sejarah arsitektur bangsa Cina, yakni untuk membatasi wilayah-wilayah perkotaan dan perumahan. Berbagai teori mengapa tembok besar didirikan antara lain sebagai benteng pertahanan, batas kepemilikan lahan, penanda perbatasan dan jalur komunikasi untuk menyampaikan pesan.
Berdasarkan bukti tertulis yang bisa diterima umum, pada dasarnya Tembok Raksasa Cina dikonstruksikan mayoritas pada periode Dinasti Qin, Dinasti Han dan Dinasti Ming. Namun, sebagian besar rupa tembok raksasa yang berdiri pada saat ini merupakan hasil dari periode Ming.
Pra-Qin
Sebelum periode Dinasti Qin, pembangunan tembok raksasa paling awal dilakukan pada Zaman Musim Semi dan Gugur (722 SM-481 SM) dan Zaman Negara Perang (453 SM- 221 SM) untuk menahan serangan musuh dan suku-suku dari utara Cina.
Negeri-negeri yang tercatat berkontribusi dalam konstruksi pertama antara lain negeri Chu, Qi, Yan, Wei dan Zhao.Dalam periode-periode berikutnya, tembok raksasa bertambah panjang, diperbaiki dan dimodifikasi.
Dinasti Qin
Pada tahun 220 SM di bawah perintah Kaisar Qin Shi Huang, Jendral Meng Tian mengumpulkan tenaga kerja sebanyak 300 ribu orang untuk menyambungkan tembok-tembok sebelumnya sebagai garis pertahanan.
Tembok periode Qin
Pembangunan yang memakan waktu 9 tahun memerTahun 127 SM, saat Kaisar Han Wudi berkuasa (140 SM-87 SM), proyek renovasi dan pembangunan bagian-bagian tembok lama dilaksanakan selama 20 tahun menambah panjang tembok secara keseluruhan menjadi 1000 km. Pada periode pertama Han, tembok raksasa berfungsi sebagai pelindung kawasan barat dari Bangsa Hun yang mengancam rakyat Cina.Setelah pengaruh Hun melemah, pembangunan tembok tidak dilanjutkan.
Dinasti Han
Tahun 127 SM, saat Kaisar Han Wudi berkuasa (140 SM-87 SM), proyek renovasi dan pembangunan bagian-bagian tembok lama dilaksanakan selama 20 tahun menambah panjang tembok secara keseluruhan menjadi 1000 km.
Tembok periode Han
Pada periode pertama Han, tembok raksasa berfungsi sebagai pelindung kawasan barat dari Bangsa Hun yang mengancam rakyat Cina.Setelah pengaruh Hun melemah, pembangunan tembok tidak dilanjutkan. Mulai tahun 39 M, atas perintah Guang Wudi, jendral Ma Cheng memulai kembali proyek pembangunan tembok besar.Pada saat itu, bangsa Hun terpecah menjadi 2 bagian, utara dan selatan.Bangsa Hun utara berhasil ditundukkan oleh Han sementara bagian selatan berdamai. Setelah itu, pembangunan tembok raksasa ditinggalkan karena Cina sudah mempunyai kekuatan militer yang besar.
Dinasti Ming
Pada masa Dinasti Ming (1368-1644), setelah menaklukkan bangsa Mongol, tembok raksasa dari periode sebelumnya dikonstruksikan kembali, dengan catatan panjang 5.650 km.Pada masa ini, tembok besar Cina dibagi ke dalam 9 distrik militer yang dilengkapi benteng-benteng pertahanan dan pintu gerbang untuk mengawasi daerah perbatasan.
Tembok periode Ming
Di atasnya dibuat jalan sebagai jalur transportasi. Pintu gerbang paling timur dinamakan Shanhaiguan dan pintu gerbang paling barat dinamakan Jiayuguan.
Menara suar
Menara suar atau fenghuotai digunakan untuk menyampaikan pesan militer dengan cara membuat sinyal asap pada siang hari dan api pada malam hari untuk memberitahukan adanya gerak-gerik musuh. Merupakan salah satu bagian tembok besar terpenting, struktur ini dibuat di tiap bagian tembok raksasa dengan material lokal.
Menara suar di tembok Mutianyu
Di daerah pegunungan, tersusun dari batu bata, di padang rumput atau gurun terbuat dari tanah liat. Bentuk bisa bulat, lonjong dan persegi. Terdapat 3 jenis menara suar, yakni tipe yang dibangun di atas tembok, dalam tembok atau dibangun terpisah untuk mengintai musuh.
Pintu gerbang
Struktur pintu gerbang berfungsi sebagai benteng pada posisi-posisi penting.Tersusun dari:
Pintu gerbang Shanhaiguan
Chengqiang atau tembok pertahanan , dengan tinggi maksimal 10 meter. Bagian luar terbuat dari batu bata besar atau batu granit.Bagian dalam terbuat dari tanah kuning atau campuran batu-batu kerikil. Di atas tembok dapat dilalui penunggang kuda. Di sisi tembok terdapat tembok pelindung berbentuk persegi sebagai tempat untuk mengawasi dan berlindung.
Chenglou atau menara gerbang : pintu untuk keluar masuk perbatasan, sebagai tempat keluarnya pasukan saat menyerang musuh. Gerbang dinamakan sesuai dengan nama celah.
Wangcheng: tembok kecil di luar tembok besar yang berfungsi sebagai pelindung pintu gerbang.
Luocheng: tembok kedua untuk melindungi wengcheng.
Parit dan saluran air dalam untuk memperlambat gerakan musuh, memberi kesempatan untuk menyerang dengan cepat.
Tembok
Tembok merupakan badan utama arsitektur tembok raksasa. Fungsinya menghubungkan menara suar, menara pengintai dan pintu gerbang menjadi sebuah garis pertahanan.
Bagian tembok raksasa Badaling
Ketinggiannya tergantung pada bentuk dataran. Pada daerah-daerah strategis dibuat lebih tinggi.Pada saat melintasi gunung atau daerah dengan bentuk tidak rata dibuat serendah mungkin untuk menghemat bahan dan tenaga. Rata-rata tinggi tembok 23-26 kaki.
Bagian-bagian penting di tembok:
nuqiang
Tembok pelindung di sisi atas struktur tembok. Dibangun untuk melindungi tentara dan kuda di atas tembok. Jika tembok raksasa melintasi sisi gunung curam, hanya dibangun satu buah nuqiang untuk menghemat bahan.
duokou
tembok bercelah untuk mengintai. Doukou ini masih dilapisi oleh lapisan tembok lagi sebagai pelindung.
jalur kuda:jalan setapak di sebelah menara pengintai yang bisa dilewati penunggang kuda untuk mencapai bagian atas tembok.
quanmen
pintu melengkung di bagian dalam tembok sebagai jalan masuk ke atas tembok.
Material
Material yang digunakan untuk membuat tembok raksasa beda-beda sesuai periode dinasti. Sebelum batu bata ditemukan, tembok besar dibuat dari tanah, batu dan kayu. Karena pembangunannya selalu membutuhkan sumber daya yang banyak, para pekerja memanfaatkan bahan-bahan yang seadanya. Saat melewati gunung, batu gunung akan digunakan. Pada saat membangun di tanah datar, tembok dibuat dari tanah yang digemburkan dan jika melewati padang gurun, bahan yang digunakan adalah rerumputan campur pasir dan ranting-ranting pohon konifer. Tembok dari bahan ini rapuh, mudah ditembus dan cepat hancur.
Pada masa Dinasti Qin, teknologi belum maju, sehingga material yang digunakan adalah tanah atau tanah campur kerikil. Pada masa itu struktur benteng belum didirikan.Beberapa bagian tembok hanya terdiri dari gundukan batu-batu besar.
Beberapa tahun belakangan mulai ditemukan beberapa bagian tembok di wilayah-wilayah Cina yang tak terjangkau.Pada tahun 1998, ditemukan situs tembok dekat salah satu jalur sutra di antara provinsi Gansu dan Xinjiang.
Tembok Jiayuguan di provinsi Gansu
Tembok-tembok yang dibangun dari tanah berpasir kuning dan ranting-ranting Eucalyptus marginata tersebut memiliki panjang 500 km, termasuk benteng pertahanan kokoh. Penemuan ini menambah panjang tembok besar menjadi 2.700 km.
Di gurun-gurun pasir di Daerah Otonomi Ningxia Hui yang sering berpindah-pindah, juga telah membuka bagian-bagian tembok dan benteng konstruksi Ming.
Penemuan prasasti yang berisi ukiran tulisan di berbagai wilayah Cina di sekitar tembok menjadi sumber sejarah tertulis penting tentang dokumentasi pembangunan Tembok Raksasa Cina. Prasasti paling awal adalah inskripsi Dinasti Qi Utara (550-577).Prasasti Dinasti Ming banyak ditemukan di Beijing dan provinsi Hebei, namun terancam rusak atau hilang karena hujan, angin, erosi dan kerusakan lingkungan.
Bagian tembok antara Simatai dan Jinshanling
Dalam penelitian itu, teknologi GPS dan infra merah yang digunakan dapat membantu mendeteksi beberapa bagian yang terkubur akibat badai pasir. Bagian-bagian baru yang ditemukan adalah hasil konstruksi pada masa Dinasti Ming (1368-1644) yang membentang dari Pegunungan Hu di provinsi Liaoning bagian utara sampai Celah Jiayu di barat provinsi Gansu.Proyek ini juga memetakan bagian-bagian tembok yang didirikan pada zaman Qin (221-206 SM) dan Han (206 SM-9M).
Walaupun merupakan situs yang dilindungi, Tembok Raksasa Cina mengalami banyak kerusakan yang sebagian besar diakibatkan pembangunan infrastruktur yang serampangan, pencurian artefak batu inskripsi dan bagian-bagian tembok dan perbaikan yang dilakukan sembarangan.
Laporan konservasi pada awal tahun 2004 melaporkan bahwa hanya 1/3 dari panjang 6.350 km tembok yang sekarang masih terpelihara, membuat rentang tembok "semakin pendek". Banyak warga di sekitar situs-situs kuno tidak mengetahui mereka tinggal berdekatan karena pandangan mengenai tembok raksasa merupakan benteng arsitektur Ming yang kokoh, namun sebenarnya kondisi Tembok Raksasa Cina tidak seragam. Penduduk sekitar menggunakan batu bata tembok besar untuk membangun rumah dan kandang hewan ternak.
Tembok yang berada di luar Beijing merupakan bagian yang paling terancam, seperti di provinsi Shaanxi dan Ningxia. Dari 2.000 km rentang tembok di provinsi Shaanxi, 1/3 dari 850 km dari struktur Ming telah lenyap karena aktivitas pembangunan infrastruktur dan industri. Sebanyak 40 lobang tembok ditembus oleh jalan untuk kendaraan.
Sementara itu, tembok besar di Daerah Otonomi Ningxia Hui yang memiliki panjang 1500 km yang didirikan dari berbagai periode mulai dari Zaman Negara Berperang, Dinasti Qin, Dinasti Han, Dinasti Sui dan Dinasti Ming merupakan bagian yang rentan perusakan seperti dibobol untuk jalur kendaraan dan erosi.
Upaya dan proyek-proyek renovasi telah dilakukan oleh pemerintah Republik Rakyat Cina guna memperbaiki kerusakan. Salah satunya dengan cara membuka jurusan Studi Tembok Raksasa di universitas-universitas lokal. Studi ini adalah cabang baru sejarah Cina yang dikembangkan untuk menarik perhatian arkeolog dan peneliti muda untuk menelusuri sejarah tembok raksasa dan pelestariannya.
Pada masa Dinasti Han, bahan tanah dan batu seperti masa sebelumnya masih umum digunakan.
Pada masa Dinasti Tang, batu bata sudah diproduksi. Namun, karena mahal, hanya terbatas pada gerbang kota dan tembok yang dekat.
Baru pada zaman Dinasti Ming, teknologi pembangunan tembok sudah lebih maju. Namun, baru pada pertengahan periode dinasti tersebut batu bata berkualitas diproduksi. Batu bata lebih baik daripada tanah atau batu kerikil karena lebih ringan, tahan beban dan lebih efektif dalam waktu yang cepat. Batu masih dipakai, terutama untuk fondasi, pinggiran luar dan dalam gerbang dikarenakan lebih kuat daripada batu bata. Adukan batu kapur dengan beras ketan efektif sebagai semen yang dapat merekatkan batu bata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar